PEDULI ORANG SEHAT BAGIAN DARI SOLUSI MEMPERTAHANKAN ASET SUATU BANGSA

>> Rabu, 18 Februari 2009


Orang-orang sukses dalam bisnis serta bidang lainnya seperti pejabat "jujur" ,pengusaha atau ilmuwan maupun politikus "bijak" yang berusaha mensejahterakan negara dan rakyatnya dan untuk keberhasilan pembangunan Negara disegala bidang. Mereka mempunyai tingkat kepedulian cukup tinggi terhadap masalah-masalah yang ada dimasyarakat, mereka bertindak sebagai inisiator bahkan penyandang dana pada program pengentasan masalah kesehatan masyarakat, seperti program peningkatan kesejahteraan penyandang HIV Aids, program peduli kanker, program peduli gizi buruk, peduli pendidikan dan lainnya. Bersama masyarakat lainnya mereka bertindak membantu program pemerintah yang terindikasikan bahwa pemerintah memang belum dapat menuntaskan seluruh masalah yang timbul pada warganegaranya.
Ironisnya, aktifitas mereka dalam berusaha yang setiap saat terancam oleh dampak perkembangan teknologi, persaingan bisnis dan lainnya yang terindasikan sebagai pencetus terjadinya sakit katagori gawat darurat mengancam jiwa seperti serangan jantung mendadak, stroke atau kecelakaan lalulintas dan musibah lainnya, terlepas dari perhatian masyarakat maupun pemerintah. Belum ada fasilitas (
rescue program) yang memadai untuk penyelamatan mereka
ditempat beraktifitas. Sebagai bukti, seringkali dihadapan kita terhampar berita dari media masa yang mewartakan bahwa seseorang tertimpa musibah sakit mendadak katagori darurat mengancam jiwa di kantor (TKP) tidak terselamatkan jiwanya !, kerena petugas kesehatan lambat sampai di lokasi atau penanggulangan yang tidak tepat oleh orang disekitarnya. Disamping itu problematika dalam masyarakat Indonesia, sampai dengan saat ini pada umunya masih memiliki sikap pasrah bilamana mendapatkan musibah sakit katagori darurat mengancam jiwa. Bila ada orang segar bugar tiba-tiba meninggal/cacat, cenderung dianggap sebagai nasib atau kehendak Tuhan, sedangkan kematian bayi dianggap investasi yang akan membawa orang tuanya kesurga jika meninggal kelak. Sebenarnya angka kejadian kematian dan kecacatan dapat dicegah dan diturunkan jika setiap kita memiliki “life saving soft skill” dan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu.

Dari pengalaman mengelola korban sakit gawat darurat mengancam jiwa (musibah) yang diantar kerumahsakit (unit gawat darurat/UGD), serta evaluasi perlakuan terhadap korban di tempat kejadian musibah serta harapan-harapan dari pengantar atau keluarganya, mereka berharap dengan caranya apapun korban harus diselamatkan.
Memperhatikan perilaku penemu korban di hulu dan harapan keluarga tersebut, kami tergerak untuk menjadi bagian dari solusi, yaitu menjadikan setiap individu anggota masyakat sebagai first responder atau sebagai awam yang dapat memberikan pertolongan pada kasus sakit darurat mengancam jiwa ditempat kejadian dengan baik dan benar. Kami yang berhimpun dalam Komunitas Peduli Orang Sehat (KOMPOS Life) berupaya memberdayakan masyarakat agar setiap individu dalam komunitas memiliki Life Saving Soft Skill, melalui pelatihan-pelatihan atau workshop basic emergency life support (BELS) bagi awam (selain dokter dan perawat).

Untuk kelangsungan aktifitas disegala bidang kegiatan, tentunya harus ada upaya perlindungan dan penyelamatan, upaya menjadikan lingkungan aman untuk beraktifitas (safe community) sehingga setiap orang akan merasa aman beraktifitas disegala tempat. Solusi, yang kami tawarkan yaitu mengikutsertakan / memberdayakan sema lapisan masyarakat untuk peduli kepda orang-orang sehat yang sedang beraktifitas dari dampak musibah sakit katagori gawat darurat mengancam jiwa. Diharapkan dengan kepedulian tersebut akan menjadi bagian dari kebutuhan yang secara bertahap dapat menjadi perilaku peduli keselamatan hidup sesama.

TAHAPAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT.

1. TAHAP KESEFAHAMAN.
Usaha-usaha penyebaran informasi tentang arti pentingnya hidup bagi manusia sehat, dilakukan melalui workshop BELS kepada masyarakat awam (selain dokter, perawat), bekerja sama dengan berbagai fihak yang peduli. Dalam hal ini kami tidak memakai istilah free yang bertujuan agar tumbuh kesadaran dan tanggung jawab peserta.

Kesefahaman meliputi:
  1. Musibah itu tidak bisa dihindari, dapat terjadi kapan saja dimana saja dan menimpa siapapun, karena hal itu merupakan zona kekuasaan tuhan. Tetapi manusia diberi kesempatan untuk berusaha mengurangi dampak buruk dari musibah tersebut seperti mati percuma atau cacat.
  2. Kematian mendadak yang terjadi dirumah atau ditempat beraktifitaslainnnya artinya jauh dari jangkauan fihak rumahsakit lebih dari 90% disebabkan oleh serangan/henti jantung mendadak. Data menunjukan1 terdapat 15-25% dapat terselamatkan dari kematian setelah ditolong oleh stander yang tahu cara menolong kasus darurat mengancam jiwa.
  3. Respon Times (waktu tanggap darurat) pada kasus darurat mengancam jiwa hanya 4-6 menit saja. Setiap keterlambatan 1 menit akan hilang kesempatan kemungkinan hidup sebesar 10%.
  4. Nasib korban darurat mengancam jiwa, tergantung pada; kecepatan ditemukan, kecepatan diberi pertolongan, dan kecepatan tindak lanjutan (advanced life support) oleh tim medis.
  5. Pertolongan yang dilakukan awam bersipat; cepat, definitiv namun sementara, serta tidak berfikir mengobati. Tidak mengambil alih fungsi petugas kesehatan, tetapi mengisi kesenjangan waktu tanggap gawat darurat di tempat kejadian (TKP) yang belum terjangkau oleh mereka.
  6. Tidak membiarkan jantung orang sehat didekat anda berhenti berdetak. Karena efek berantai dari sebuah kematian tidak hanya sebatas kerugian pada korban.
  7. Setiap kita (individu) merupakan bagian dari rantai sistem penanggulangan gawat darurat terpadu.
  8. Kasus gawat darurat mengancam jiwa yang terjadi di dekat anda, telah tersurat bahwa anda adalah penolongnya. Mungkin anda akan diminta menjadi saksi bahkan boleh jadi anda dijadikan tersangka pembunuhan (dikemudian hari bila menjadi perkara pengadilan), silahkan pilih yang mana ? he he he!.
  9. Untuk memiliki lingkungan katagori safe community, maka setiap individu harus memiliki Life Saving Soft Skill.
  10. Kenali Unit Gawat Darurat rumahsakit yang baik terdekat dari rumah anda/ tempat anda beraktifitas, mencakup lokasi dan nomor teleponnya.
  11. Anda yang memiliki life saving soft skill tidak menjadi sebagai petugas bagi lingkungannya, tetapi menjadi individu yang sangat peduli pada diri sendiri dan orang yang di kasihinya.
  12. boleh ditambahi loh mas !!!

2. TAHAP PEMBERDAYAAN.
Pemberdayaan dapat dilakukan melalui pelatihan atau workshop, dengan materi BELS yang spesifik bagi awam saja, yang khsus perihal penanggulangan kasus-kasus sakit mendadak mengancam jiwa saja. Mempergunakan metoda dan modul four to life (telah disiapkan), rasio teori-praktik 50:50, memakai bahasa yang mudah difahami awam dan waktu relative singkat.

Materi workshop meliputi :
  • Intriduction to safe community.
  • Konsep DRABC
  • Bantuan hidup dasar pada kasus henti jantung henti nafas (praktik CPR&Defibrilasi)
  • Mengelola perdarahan dan atau perlukaan (praktik stabilisasi muskuloskeletal dan balut bebat)
  • Komunikasi dan Transportasi (praktik mengangkat dan mengangkut)

KESIMPULAN.
  1. Setiap kita (individu) merupakan bagian dari rantai sistem penanggulangan gawat darurat terpadu. Dan lingkungan akan ramah bila kita yang memulai peduli kepadanya.
  2. Kasus gawat darurat mengancam jiwa yang terjadi di dekat anda, telah tersurat bahwa anda adalah penolongnya.
  3. Untuk safe community, setiap individu harus memiliki Life saving Soft Skill.
  4. Kenali UGD rumahsakit yang baik dekat rumah / tempat anda beraktifitas.

Semoga selalu sukses dalam berkarya, dan selamat sampai kembali berkumpul
dengan orang-orang yang dicintai, amien.
oza

Read more...

About This Blog

maaf masih dalam upgrade..

Lorem Ipsum

Bagai mana pendapat Anda tentang blog ini ?

Our Blogger Templates

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP