Ayo peduli dengan orang sehat !

>> Selasa, 04 November 2008

Tulisan mas Irfan Hasuki, reporter tabloid NAKITA edisi Nopember 2008, berjudul seperti tersebut diatas, membuat Mbak Nul nama bagusnya Khusnul Chotimah pagi-pagi sekali menelepon kami menyampaikan pertanyaan; bagaimana dengan keluarga kami yang bolak balik dirawat di rumahsakit adakah yang peduli?, paparan selanjutya yang sedang dirawat di rumahsakitpun kala mengalami sakit parah bisa saja terabaikan dari pengawasan petugas !.
Kepada mbak Nul yang baik, mudah-mudahan membaca blog ini, terima kasih perhatiannya. Betul, intinya kompos dibentuk untuk memberdayakan setiap individu agar memiliki life saving soft skill (ls3) sehingga orang lain merasa safe bersama anda. Kompos tidak mengambil alih tugas dan fungsi institusi kesehatan manapun, malahan kompos bisa dikatakan mendekatkan masyarakat kepada sitem penyelamatan korban di TKP. Misalnya, di musim pancaroba ini bila ada korban luka parah akibat kecelakaan/bencana, anda yang memliki pengetahuan ls3 dapat memberikan pertolongan kepada korban di TKP (langkah demi langkah penanggulangan korban trauma) sehingga korban cepat tertolong dan tidak menjadi lebih parah/fatal, tidak kebalikannya hanya sebagai penonton dan bila menolongpun bisa jadi menambah penderitaan korban karena caranya tidak benar. Begitupula bila anda mendampingi pasien rawat inap di rumahsakit, ls3 yang anda milki akan sangat bermanfaat sehingga keluarga anda tetap dalam kepedulian orang terdekatnya. Blogger! sudah dulu yah, mau mencari tabloid nakita, assalamualaikum.

Read more...

Komunitas Peduli Orang Sehat

>> Minggu, 02 November 2008

Komunitas Peduli Orang Sehat (KOMPOS), digagas pada pertengahan tahun 2005 sebagai bentuk keprihatinan atas beberapa hal : (1) Perkembangan teknologi disegala bidang, kemajuan industri dan transportasi ter-expose dengan kemungkinan besar dapat menyebabkan sakit tergolong kasus gawatdarurat mengancam jiwa bagi manusia yang bergiat di perkotaan, seperti; serangan jantung mendadak atau stroke, kecelakaan lalulintas, kecelakaan kerja, dll. (2) Masyarakat indonesia memiliki good samaritan (budaya/ rasa ingin menolong) sangat tinggi tetapi individual life saving softskill masih rendah. Banyak dari mereka beranggapan bahwa sakit gawatdarurat mengancam jiwa adalah musibah, diterima sebagai nasib dan harus pasrah. (3) Kasus gawatdarurat mengancam jiwa banyak terjadi dan berada jauh dari rumahsakit dan jauh pula dari petugas kesehatan. Seperti pemberitaan(media masa) adanya orang-orang potensial penggerak kemajuan seperti ilmuwan, pengusaha, budayawan dan masih banyak lagi, dikabarkan sesaat setelah melakukan aktifitas; ceramah atau rapat, tiba-tiba sakit dan tidak sadar, berita selanjutnya "beliau" meninggal sebelum sampai / setibanya di rumah sakit. Padahal mencetak orang-orang seperti itu tidak gampang, ya kan !!! (4) Masyarakat awam, belum menyadari bahwa anda sebagai penemu korban kasus gawatdarurat mengancam jiwa , sebagai mata-rantai penyelamatan korban dari sistem penanggulangan gawat darurat terpadu. (5) Banyak orang-orang berdedikasi tinggi, berharta, berhati mulia, begitu peduli kepada orang-orang penyandang sakit; sperti peduli ODHA, peduli Kanker, peduli Bencana, dll. Sebaliknya siapa yang memperdulikan mereka? bila orang-orang berhati mulia, berharta, berdedikasi tinggi itu tiba- sakit ditempat nereka beraktifitas?


Tahun 2006 gagasan KOMPOS selanjutnya disebut KOMPOS INDONESIA didukung beberapa orang teman dekat, perlahan-lahan disebarluaskan kepada masyarakat awam melalui kegiatan One Day Workshop basic life support MAME(masyarakat awam medis) disegala event yang memungkinkan. Pada hari Selasa tanggal lima Februari tahun dua ribu delapan (2008) KOMPOS INDONESIA ikrar berdiri sebagai perkumpulan (institusi). Betujuan memberdayakan masyarakat awam menuju safe community.

VISI :
Dedicate towards safe community.
Menjadi institusi pengembang masyarakat awam (selain medis) melalui penyebaran life saving softskill di Indonesia.

MISI :

1. Menyebarluaskan arti penting penyelamatan jiwa orang sehat yang sedang berfaktifitas.
2. Menyertakan masyarakat dalam proses penyelamatan jiwa anggota komunitas sesuai dengan perkembangan IPTEK.
3. Berperan serta dalam membentuk safe community.

amanah;

Jangan bayangkan akibat buruk dari kasus kegawatdaruratan mengancam jiwa di tempat kejadian yang terabaikan, karena efek berantai sebuah kematian
tidak hanya sebatas kerugian pada korban
oza

Read more...

About This Blog

maaf masih dalam upgrade..

Lorem Ipsum

Bagai mana pendapat Anda tentang blog ini ?

Our Blogger Templates

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP